Cowboy Bebop Live-Action Gagal: Kenapa?
Cowboy Bebop Live-Action di khawatirkan di nilai gagal oleh para penggemar Anime, pasalnya ada beberapa alasan penting mengapa Live-Action ini tidak “semulus” Live-Action Samurai X atau Death Note. Berikut alasan mengapa Live Action ini patut di sanksikan:
1. Memasukan Isu Pernikahan
Negeri Paman Sam adalah negeri yang mendewakan pemasaran diatas segalanya, mungkin Netflix melihat bahwa penonton mereka adalah para orang dewasa Amerika yang lebih terlibat emosional ketika membahas masalah pernikahan. Toh, isu pernikahan adalah hal yang cukup sensitif di negeri tersebut, terutama isu perselingkuhan, perceraian, hilangnya cinta dan konflik rumah tangga.
2. Proses Ideologisasi Liberalisme
Ingat bahwa Negeri ini adalah salah satu basis liberalisasi dunia, dimana salah satu program mereka adalah melegalkan LGBT. Bukan berarti Netflix adalah patron LGBT, tetapi Netflix harus mengikuti trend tersebut untuk mendapat simpati dari para penontonnya.
3. Keadilan Ras
Isu lainnya yang cukup santer di Amerika adalah Isu Sara, isu ini lebih runcing dibandingkan di Indonesia yang majemuk. Mereka berusaha menaikan imaje ras minoritas, sehingga mempengaruhi tokoh Jet Black yang awalnya bukan orang Kulit Hitam menjadi orang Kulit Hitam.
4. Villainisasi ala Amerika
Cowboy Bebop Live-Action berbeda dengan Animenya. Vicious adalah tokoh Villain yang berubah dari seorang kesatria kegelapan di Anime menjadi pemimpin kartel narkoba di Live Action. Sebenarnya dalam seri Anime, Vicious adalah orang yang sama-sama kompeten seperti Spike Spigel (memiliki keahlian yang sama), namun Spike memiliki kode etik dalam menjalankan kejahatannya, sementara Vicious rela menghianati semua orang demi ambisinya.
Dalam Seri Animenya, Vicious sendiri pernah menjadi seorang tentara dan tentu saja ia amat kompeten dalam menjalani peran tersebut. Hal ini seakan tidak terlihat sama sekali di serial Live Action.
Villainisasi ala Jepang di serial Anime maupun Light Novel biasanya memiliki alasan kuat, semacam keadilan, nilai-nilai atau prinsip yang memang, “ada benarnya.” Khas Villainisasi ala Jepang selalu menghadirkan konflik dalam benak penonton, seakan mempertanyakan keadilan yang hakiki. Salah satu Villain Amerika yang cukup terkenal karena berhasil mendeliver hal ini adalah Joker (2019) dan Thanos.
5. Orang Rusia pasti Jadi Penjahat
Salah satu hal yang aneh dari orang Amerika pasti menempatkan orang Rusia sebagai penjahat, atau minimal orang-orang yang mendekati Ras Kaukasia. Padahal di serial Anime aslinya tidak ada kemunculan Penjahat dari Rusia.