Absolute Justice (Novel Ringan)

Absolute Justice (Novel Ringan)

Absolute Justice (Novel Ringan): Teror Kebenaran Absolut

Absolute Justice (Novel Ringan): Mengisahkan seorang wanita dengan keadilan mutlak (kebenaran mutlak) yang tidak membuat satu kesalahan-pun dan membuat empat teman sekelas sma lainnya telah berada di bawah tekanan dan jeratan dari rasa keadilannya. Standar wanita itu adalah hukum, dan mereka yang melanggar hukum tidak akan pernah lepas dari jeratan hukuman, bahkan hal sekecil apapun, tanpa rasa maaf!

Novel ini adalah salah satu karya Akiyoshi Rikako yang mendapatkan adaptasi serial televisi. Tentunya ketegangan yang diberikan akan berbeda dalam proses pembacaan novel, kekejian Noriko dalam menegakan kebenaran logis dan penggambaran teror ketakutan teman-temannya akan tetap berbeda dengan serial aslinya. Sehingga masih cukup “worth it” untuk di baca kembali novelnya.

Advertisements

Absolute Justice (Novel Ringan): Sikap Etis Melawan Sikap Logis

Beberapa dari teman-teman yang tidak mendalami dunia filsafat pasti asing dengan tiga kata ini: Kebenaran, Etis dan Logis serta gabungannya Kebenaran Etis dan Kebenaran Logis. Terlepas dari itu kami jelaskan singkat bahwa Kebenaran Logis adalah benar atau salah, sementara Kebenaran Etis adalah baik atau buruk.

BACA JUGA  Komik Only Human 2 (Review Komik)

Novel Absolute Justice adalah sebuah karangan Akoyoshi Rikako berusaha menggambarkan sosok Noriko dengan gambaran kebenaran logis yang amat ekstrim, tentunya dengan logika hukum dan pasal-pasalnya. Benar-benar gambaran menyeramkan dari sosok manusia yang jika benar-benar ada, kebenarannya akan di agungkan sekaligus di takuti secara bersamaan.

Bukan Manusia Khayalan 100%!

Kisah Noriko yang memeang Absolute Justice sulit dan hampir mungkin sulit kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Secara naluri, pasti manusia selalu memikirkan kebenaran etis secara tidak sadar, karena manusia selalu berfikir dampak dari mencetuskan sebuah kebenaran.

Misalnya, anda mengetahui ada teman anda mencuri pensil anda, tentu tidak anda langsung laporkan ke polisi karena menghabiskan waktu, energi dan bahkan uang lebih besar dari harga pensil tersebut. Namun, bagi Noriko, hal tersebut adalah hal yang kecil dan remeh dibandingkan dengan kenikmatan yang ia dapatkan ketika melihat orang yang bersalah menggeliat dalam jaring kebenarannya.

Namun, Kisah Noriko mengingatkan kita akan kasus di salah satu wilayah Indonesia yang menuntut Google untuk menghapus rumahnya dari Google Street View dan Google Maps. Apakah orang yang capek-capek menuntut Google ini sama seperti Noriko?

BACA JUGA  Holy Mother (Novel Ringan)

Tentunya hanya tuhan, keluarganya dan tetangga satu kompleknya yang ikut terhapus dari Google Maps yang mengetahui.

Akiyoshi Rikako: Mengkritik Hukum

Disisi lain novel Akiyoshi Rikako adalah bentuk kritik terhadap hukum, seakan membuat seorang seperti Noriko yang taat hukum menjadi seorang monster. Padahal, hukum ada untuk “memanusiakan manusia”, tetapi hukum malah “memonsterkan manusia.”

Aristoteles dalam bukunya Politik yang ditulis lebih dari 2.000 tahun dan menjadi rujukan Politik, Ekonomi dan Hukum modern menjelaskan bahwa hukum ada untuk mempertahankan moral. Manusia bermoral adalah manusia yang suci, manusia yang ideal. Jadi, amatlah aneh ketika seseorang menjadi taat hukum 100% malah menjadi monster.

Akiyoshi Rikako seakan mengingatkan kepada para pembaca bahwa penegakan hukum tanpa sikap etis tak selamanya baik, dalam artinya mentoleransi pelanggaran hukum kadang ada benarnya. Janganlah kita terdorong  pada sikap anarkisme (anti sistem atau membayangkan dunia tanpa sistem). Karena mentoleransi, membiarkan dan menerima adalah sesuatu yang berbeda.

KATEGORI
Share This

KOMENTAR

Wordpress (0)