Umar bin Abdul Aziz, Seorang Khalifah dan Suami Idaman

Umar bin Abdul Aziz, Seorang Khalifah dan Suami Idaman

Banyak kisah-kisah hikmah yang menceritakan kemulian akhlaq Umar bin Abdul Aziz. Salah satunya adalah kisah ketika seorang gubernur hendak meneumi Umar bin Abdul Aziz di malam hari. Karena urusan negara tidak bisa di tunda, Umar meladeninya walau sudah waktunya ia berisirahat.

Umar melakukan inspeksi dengan bertaya banyak hal dari membahas masalah penduduk muslim hingga non muslim, pegawai negara, harga sembako hingga perlakuan terhadap anak-anak kaum muhajirin, anshar, ibnu sabil dan orang miskin. “Apakah mereka sudah menerima hak mereka?” tanya Umar.

Semua pertanyaan sang khalifah sudah di jawab. Giliran sang Gubernur bertanya kepada Umar. “Wahai Amiril Mukminin, bagaimana keadaan mu dan keluarga mu?” Tiba-tiba, Umar meniup lampu yang meyala. Dia meminta pembantunya mengambilkan lampu yang lebih kecil dan sinarnya redup.

Advertisements

“Sekarang bertanyalah apa pun yang hendak kamu tanyakan.” Tamu itu bertanya tentang keluarga, serta keadaan anak-anaknya. Namun, sang Gubernur merasa agak mengganjal, yang akhirnya ia bertanya mengapa Umar bin Abdul Aziz mematikan lampu dan menggantinya dengan lampu yang lain.

BACA JUGA  Kepekaan Spiritual Sebagai Syarat Kesuksesan

“Iya, lampu yang pertama di biayai oleh negara sehingga saat pembicaraannya berputar urusan umat aku biarkan hidup. Namun, ketika bergerser ke urusan pribadi, aku ganti dengan olampu yang lain.” Jawab Umar.

Hikmah

Tatkala kita memilih pasangan hidup, akanlah menderita apabila kenyataan menunjukan bahwa kita akan di hidupi dari uang yang tidak halal. Umar bin Abdul Aziz menyadari bahwa ia tak mau secuil pun uang negara masuk kedalam urusan keluarganya. Ia tidak mau membebani keluarganya dengan dosa akibat melanggar hak masyarakat.

Kejujuran dan integritas terhadap nilai-nilai Islami adalah hal yang utama dimiliki ketika kita memilih pasangan. Kalaupun sudah memilikinya, tentu kita harus senang tiasa mengingatkan untuk menjaga nilai-nilai tersebut. Pasangan idaman adalah mereka yang mampu menjaga diri mereka dari perbuatan dosa, baik yang kecil maupun yang besar. Dengan hal tersebut, kita akan memiliki sebuah bahtera rumah tangga yang tenteram.

Tidak ada manfaatnya apabila kita memiliki kekayaan yang melimpah, namun hal tersebut di hasilkan dari pemerasan dan pendzoliman orang lain. Tidak pula ada manfaatnya jika kita memiliki perusahaan besar dengan tender melimpah apabila hasil dari menyogok pemerintah. Lebih baik memiliki sebuah perusahaan kecil, penghasilan secukupnya namun memiliki kelegaan hati, bersahaja dan terhormat di mata Allah SWT dan Masyarakatnya.

“Lebih baik memiliki sebuah perusahaan kecil, penghasilan secukupnya namun memiliki kelegaan hati, bersahaja dan terhormat di mata Allah SWT dan Masyarakatnya”

KATEGORI
TAGS
Share This

KOMENTAR

Wordpress (0)