Fenomena Pamer Kekayaan | Citizen 4.0

Fenomena Pamer Kekayaan | Citizen 4.0

Dalam Tinjauan Psikologi, memandang pada dasarnya pamer adalah sebuah perilaku kekanak-kanakan. Menurut Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia, yaitu Fisiologis (yaitu Makan, Minum, Bernafas dan lain sebagainya), Rasa Aman,  Kasih Sayang, Penghargaan dan Aktualisasi. Perilaku pamer kekayaan adalah dorongan untuk mendapatkan pengakuan atau penghargaan dari orang lain. Namun, para Psikolog banyak mengaitkan kurangnya kemampuan mereka untuk memahami hubungan sosial. Mereka kurang memiliki empati sosial kepada orang-orang yang tidak mampu.

Para Psikolog menganalisis, mereka yang pamer kekayaan umumnya ingin berusaha menunjukan bahwa mereka bahagia. Iya! Mereka ingin mendapat pengakuan dari kita bahwa mereka bahagia, bahagia karena memiliki harta benda.

Tinjauan Sosial-Agama

Dari sudut pandang sosial, fenomena pamer kekayaan dapat menciptakan kesenjangan sosial. Dimana yang miskin akan makin terasa terkucilkan. Efeknya bisa memicu angka kriminalitas. Kriminalitas yang awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok, akan bergerser kepada pemenuhan keinginan kekayaan. Padahal baik mereka yang kaya dan yang miskin saling membutuhkan satu sama lain. Dan mereka yang beruntung atau kaya, harusnya membantu mereka yang kurang beruntung.  Sehingga pada dasarnya fenomena pamer kekayaan adalah hal yang buruk dari sudut pandang sosial.

Advertisements

BACA JUGA  Fenomena Kekerasan Verbal di Internet | Citizen 4.0

Dari sudut pandang agama, fenomena Pamer Kekayaan dianggap berdosa, alasannya
karena pamer kekayaan akan memecah Umat. Umat akan terpecah antara Si Kaya dan Si Miskin. Agama, hadir untuk membantu mereka menengahi perbedaan tersebut. Dalam Islam kita mengenal Zakat, Sedekah dan sebagainya. Fungsinya adalah sebagai bentuk tenggang rasa, empati dan kepedulian terhadap sesama. Agama hadir untuk mempertahankan hubungan antara kedua golongan tersebut.

Selain itu, derajat manusia akan di pandang kepada kekayaannya. Padahal derajat manusia dipandang dari amalannya baik ibadah spiritual dan ibadah sosial. Ibadah Spiritual seperti Sholat, Puasa, Berhaji dan lain sebagainya. Sementara, Ibadah Sosial adalah usaha kita membantu sesama lewat Zakat, Sedekah, Mengajarkan Ilmu, dan bahkan Bekerja juga termasuk Ibadah Sosial apalagi pekerjaan kita banyak memberi dampak di Masyarakat.

Aferword

Dari penjelasan barusan, maka sikap pamer kekayaan adalah hal yang buruk. Pamer kekayaan akan menciptakan rasa iri dan perpecahan. Mereka yang suka Pamer Kekayaan adalah orang yang kurang mampu Empati kepada mereka yang kurang beruntung.

BACA JUGA  RE-PODCAST: #ResensiBukuBagus E02 - Dua Buku Komunikasi Recommended Part 1

Jika kita ingin di akui kemapanan kita, tidak perlu kita pamer kekayaan. Cukup dengan perbanyak memberi kepada orang lain, tapi tidak perlu di umbar-umbar. Dengan cara ini, selain kita akan mendapat pengakuan, kita juga ikut membantu mereka.

Supaya kita tidak terjebak kepada sikap Pamer Kekayaan. Perbanyaklah bergaul dengan mereka, rasakanlah perasaan menjadi orang yang kurang beruntung. Sehingga tumbuh rasa empati dan syukur atas kemapanan yang kita miliki.

 

KATEGORI
TAGS
Share This

KOMENTAR

Wordpress (0)