Nomophobia | Generasi Zet

Nomophobia | Generasi Zet

Nomophobia adalah rasa takut yang hadir ketika para generasi Z dan generasi Y tidak memegang Hanphone, atau mendapati Handphone mereka dalam keadaan mati. Nomophobia di artikan sebagai No Mobile Phone Phobia artinya Phobia atau ketakutan ketika tidak memiliki Hanphone.

Sekarang saya mau bertanya : Apakah kamu merasa khawatir dan gugup ketika batre Hanphone kamu berada di level kritis, jaringan lemah dan merasakan khawatiran mendalam ketika hanphone kamu mati total?

Jika semua jawaban diatas di jawab dengan “ya” berturut-turut maka kamu mungkin menderita Nomophobia

Advertisements

Nomophobia

Phobia di definisikan sebagai ketakutan yang berlebihan, dan sifatnya irrasional. Contohnya takut kecoa, cacing, laba-laba, ketinggian dan lain sebagainya. Mereka yang menderita ketakutan acapkali terlihat panik, dan bahkan pingsan tiba-tiba. Sementara, Nomophobia adalah hal yang baru di kalangan ilmu kedokteran dan psikologi.

Istilah ini muncul di tahun 2008 oleh Kantor Pos Inggris yang menugaskan Orgaisasi Penelitian YouGov untuk meneliti kecemasan yang diderita oleh pengguna ponsel. Sangat Mengejutkan!

  • Dari survei terhadap 2.163 orang, ditemukan bahwa sekitar 53% pengguna ponsel di Inggris cenderung cemas ketika mereka “kehilangan ponsel mereka, kehabisan baterai atau kehilangan jaringan”.
  • 58% dari seluruh responden pria dan 47% dari seluruh responden wanita menderita fobia
  • Sekitar 9% merasa stres ketika ponsel mereka mati
  • Survei oleh Shambare, Rugimbana & Zhowa pada tahun 2012, mengklaim bahwa ponsel adalah “kecanduan non-narkoba terbesar abad ke-21.”
  • Survei yang dilakukan oleh SecurEnvoy menunjukkan bahwa orang dewasa muda dan remaja lebih mungkin menderita nomophobia. Selain itu mereka melaporkan bahwa 77% remaja melaporkan kecemasan dan kekhawatiran ketika mereka tanpa ponsel.
BACA JUGA  Sahabat Dulu, Kekasih Kemudian | Bengkel Cinta

Gejala
Apakah teman-teman khawatir menderita Nomophobia? Baik, silahkan teman-teman jawab pertanyaan berikut dengan jujur :

  1. Apakah kamu sering di ingatkan oleh orang lain karena terlalu sering menggunaakan Handphone?
  2. Apakah kamu menghabiskan waktu mu menggunakan handphone dibandingkan dengan berinteraksi di dunia nyata?
  3. Apakah kamu kesulitan berkonsentrasi ketika bekerja, belajar atau berbicara dengan orang lain karena di sambi menggunakan handphone?
  4. Apakah kamu kesulitan tidur karena menggunakan handphone ketika larut malam?
  5. Apakah kamu merasa hampa ketika tidak memegang handphone?
  6. Apakah kamu merasa kesepian ketika tidak membuka handphone?
  7. Apakah kamu merasa ingin terus membuka dan berlama-lama hingga berjam-jam di media sosial walau hanya untuk hiburan?
  8. Apakah kamu merasa emosional ketika handphone kamu rusak dan dalam proses service?

Jika banyak jawaban iya kamu berikan, atau kamu merasa bahwa semua pertanyaan ini bersifat “aku banget”, maka sebaiknya teman-teman khawatir akan kesehatan mental teman-teman.

Pencegahan

Tentu mencegah lebih baik dari pada mengobati. Teman-teman harus sadar bahwa teknologilah yang melayani kita, bukan sebaliknya bahwa teknologi yang kita layani. Jangan biarkan Jiwa kita di tarik kedalam dunia teknologi.

BACA JUGA  Fenomena Pamer Kekayaan | Citizen 4.0

Kuncinya adalah jangan terlalu bergantung akan hiburan dari handphone, cari hiburan lain seperti berinteraksi dengan keluarga, teman dan belajar dari orang yang lebih tua. Mulai sekarang, kurangi penggunaan handphone yang tidak perlu. Hanya gunakan handphone untuk berkomunikasi, tugas dan pekerjaan.

Jangan berharap mendapat banyak like dan komentar ketika posting di media sosial. Penghargaan mereka di media sosial akan berbeda dengan penghargaan di dunia nyata. Ingat, para follower kamu yang ada di Media Sosial bisa datang dan pergi begitu saja, tapi keluarga dan sahabat mu akan setia mendampingi mu dan bahkan mengkoreksi jalan mu ketika kamu berbuat banyak kesalahan.

Jangan habiskan waktu kamu untuk scroll media sosial, habiskan waktu kamu untuk belajar, bekerja banting tulang dan membantu keluarga. Ingat, banyak pengusaha dan tokoh sukses yang masa mudanya jarang aktif di media sosial. Mereka hanya aktif ketika mereka sudah sukses dengan karir yang mantap, itupun tujuan mereka acapkali bukan ingin pamer, tapi untuk membagi informasi perihal kesuksesan mereka.

BACA JUGA  Mencintai : Antara Fantasi dan Kenyataan | Bengkel Cinta

Ingat, waktu kamu itu sangat berharga.

Penyembuhan

Namun, teman-teman mungkin ada yang memiliki Nomophobia yang sangat tinggi sehingga sulit untuk lepas dari Handphone. Jika sudah demikian, maka penanganan dari ahli sangatlah di butuhkan. Silahkan teman-teman mengontak psikolog atau pemuka agama yang bisa membantu teman-teman lepas dari jeratan handphone.

Para Psikolog akan membantu teman-teman dengan pendekatan Terapi Perilaku Kognifit (Cognitive Behavioral Therapy), obat-obatan tertentu yang mungkin bisa menenangkan teman-teman.

Para Psikolog juga akan berusaha mengidentifikasi asal muasal ketergantungan tersebut, acapkali ketergantungan itu di akibatkan hal-hal lain, contohnya trauma di masa lalu, phobia-phobia lain dls.

Contohnya seperti ketika kamu pernah di putusin kekasih kamu karena tidak membalas pesan di media sosial dan di tuduh selingkuh. Lalu rasa takut di tinggal kekasih tersebut berkembang menjadi phobia, dan membuat kamu selalu memegang handphone karena takut di putusin pacar kamu. Lalu muncul ketakutan dan kepanikan yang irrasional ketika handphone kamu mati.

KATEGORI
TAGS
Share This

KOMENTAR

Wordpress (0)