Mari Hadapi, Jangan Lari | Re-Talk

Mari Hadapi, Jangan Lari | Re-Talk

Kepiting dan Lobster

Sebelum menjelaskan mengenai tema kali ini, ada baiknya teman-teman membaca dongeng berikut ini:

Ada sebuah kisah Fabel tentang Kepiting dan Lobster. Dahulu, keduanya sama-sama memiliki cangkang yang lembek, lalu mereka bertentangga di pinggir laut. Mereka bersama-sama sering menulusuri pantai dan bercengkrama bersama. Tak terasa, ombak semakin lama-semakin kuat. Kepiting memilih untuk berlindung ke karang-karang. Sementara Lobster memilih untuk menghadapi ombak.

Lobster berkata kepada Kepiting, “Kepiting, ombak ini tidak ada apa-apanya, ini hanya bertambah besar, tetapi tidak berbahaya.”

Advertisements

Tetapi kepiting menjawab, “Aku enggan menghadapi ombak tersebut, Pasti ombak makin lama akan bertambah besar, aku memilih untuk diam di sela-sela karang saja.”

Benar saja kata Kepiting, tak lama kemudian, ombak semakin bertambah besar. Namun, alih-alih menyerah, Lobster berusaha menghadapinya. Hal itu membuat kulit Lobster bertambah keras dan mampu berenang dengan bebas di dasar lautan. Bahkan, Lobster lebih panjang umur di bandingkan Kepiting. Sementara, Kepiting hanya berani di laut dangkal dan hidup secara pengecut di sela-sela karang. Kepiting menyesal enggan menerima ajakan Lobster, kalau ia menerimanya, mungkin saat ini ia bebas berenang mengarungi samudera layaknya Lobster.

Penafsiran

Memang ini adalah sebuah Fabel dari Negeri China yang mengisyaratkan perbedaan anatra orang yang sukses dengan yang gagal. Mereka pada awalnya berdiri di Start yang sama. Perbedaannya, para orang Gagal enggal berlari kedepan ketika menghadapi rintangan, sementara mereka yang sukses memaksa maju.

BACA JUGA  Tips Memilih Pasangan | Bengkel Cinta

Awalnya rintangan itu adalah hal yang ringan, tetapi makin lama rintangan tersebut makin berat. Ketika para orang yang sukses terbiasa menghadapi rintangan yang ringan, maka ia mampu menghadapi yang sedang, lalu kemudian yang sulit. Sementara orang yang gagal hanya diam di garis start dan mendapati bahwa rintangan sudah semakin sulit dan berat.

Dua Buah Pisau

Lalu ada sebuah kisah lainnya tentang dua buah pisau. Dimana ada dua bilah pisau yang dihasilkan oleh seorang pengrajin pisau. Lalu mereka berdua di pajang di Toko Alat Dapur. Pisau Pertama berharap menjadi pisau andalam seorang Cheff, sebut saja pisau Pemberani, sementara Pisau Kedua hanya ingin diam di Toko Alat Dapur agar tidak rusak karena di gunakan memotong, sebut saja Pisau Pengecut.

Lalu, pada saat ditunggu datang seorang Cheff memasuki toko, sang Pisau Pemberani sengaja mencondongkan dirinya kedepan, sehingga langsung di ambil oleh Chef untuk digunakan. Sementara Pisau Pengecut mencondongkan diri Kebelakang agar tidak di pilih oleh sang Chef.

Pisau Pemberani mendapatkan pengalaman yang sangat berat karena ia harus memotong daging, sayur, buah di dapur. Ia bekerja keras siang malam bersama para Juru Masalk. Ketika ia tumpul, ia di asah oleh para Juru Masak. Lalu ketika ia rusak, ia diperbaiki karena menjadi alat kesayangan para Juru Masak. Hidupnya berat, tetapi ia menikmatinya karena menghadapi banyak dinamika.

Pisau Pengecut mendapatkan hal yang ia idamkan, yaitu terpajang di Toko Alat Dapur, bahkan ketika ada pisau baru berdatangan, ia memilih untuk mundur. Memang benar, bahwa ia tidak rusak karena tidak pernah dipakai untuk memotong, tetapi ia mulai rusak karena dimakan karat. Tubuhnya yang berkilau akhirnya kusam, gagagnya yang indah mulai berjamur. Ia akhirnya rusak dan akhirnya ia mulai di ambil oleh Sang Pemilik Toko, untuk di buang di tempat sampah.

Penafsiran

Dari kisah di atas teman-teman bisa menyadari bahwa teman-teman bisa saja memiliki kemampuan yang sama dengan kawan sepantaran teman-teman. Sama-sama tangkas di bidang tertentu misalnya. Tetapi, karena Teman-teman enggan menghadapi masalah dan berusaha untuk tetap diam di zona nyaman. Maka yang terjadi adalah kemampuan teman-teman berkarat dan menjamur hingga menghilang begitu saja.

BACA JUGA  RE-PODCAST: #ResensiBukuBagus E04 - Seni Mengatasi Depresi dan Coping With Depression

Maka sekarang teman-teman memilih, apakah teman-teman diam di garis start seperti Kepiting dan akhirnya menyesal karena tidak bisa mengarungi lautan, lalu kemampuan teman-teman berkarat layaknya Pisau Pengecut. Ataukah teman-teman melompat ke ombak dan mengarungi lautan seperti Lobster, serta kemampuan teman-teman terus terasah layaknya Pisau Pemberani.

KATEGORI
TAGS
Share This

KOMENTAR

Wordpress (0)