Mencari Passion | Generasi Zet

Mencari Passion | Generasi Zet

Setiap orang pasti ingin bekerja tanpa tekanan, mengerjakat tugas tanpa diburu target, menikmati proses sebuah pekerjaan dan tentunya merasa bangga pada hasilnya. Hal tersebut dinamakan Passion. Sayangnya tidak semua orang bisa bekerja dengan Passion, terlebih ketika sudah memilih karir dan terlambat dalam menyadari Passionnya.

Motivasi Ekstrinsik Vs Motivasi Intrinsik

Jika digolongkan dari asal datangnya, motivasi ada dua jenis.

Advertisements

  • Ekstrinsik atau Eksternal yang berasal dari luar. Motivasi ini seperti pemberian gaji, uang lembur, pangkat dan penghargaan
  • Instrinsik atau Internal yang berasal dari dalam. Motivasi ini berasal dari dorongan dalam diri, semacam aktualisasi yang singkatnya kita sebut Passion.

Para Ilmuwan Manajemen sepakat bahwa dorongan motivasi dari dalam diri bersifat lebih kuat dari pada dari luar.

  • Mereka yang termotivasi karena gaji akan semakin kehilangan motivasinya ketika uang yang mereka kumpulkan sudah melimpah.
  • Sementara mereka yang termotivasi karena Passion akan terus bekerja, karena bekerja adalah kebahagiaan bagi mereka.

Passion adalah sebuah jalan hidup yang kita ambil. Kita tidak merasa berat dan malu menjalaninya. Kita bahagia walau hidup sederhana karena setiap pekerjaan terasa bermakna. Setiap langkah menjadi terasa indah dibuatnya.

BACA JUGA  Mahalnya Konsentrasi di Era 4.0 | Generasi Zet

Contohnya Abie Wiwoho Hantoro, salah seorang Dosen yang berkecimpung dalam dunia Septitank. Iya, septitank!

Walau ia pernah diremehkan karena jatuh bangun mendesain septitank bahkan sampai 15 tahun lamanya, ia tetap tabah dan berhasil menemukan desain inovasi sistem biofilter komunal

 Kini ia di nobatkan sebagai salah satu ahli septitank di Indonesia dan bahkan mendapatkan penghargaan dari Menteri Kesehatan pada tahun 2018 lalu

Menemukan Passion

Permasalahannya adalah bagaimanakah kita mampu menemukan Passion? Passion dapat ditemukan minimal dengan lima cara:

Pertama, dari bakat yang kita sadari. Bukan hanya bakat, tetapi bakat yang kita bahagia ketika melakukannya.

Misalnya seperti berbakat dalam bidang akademis dan kamu bahagia ketika belajar dan mengajar, kemungkinan besar kamu memiliki Passion didunia Akademisi.

Kedua, dari rasa cemburu. Jika kamu merasa cemburu kepada orang yang memiliki kelebihan tertentu. Selain itu, kamu terdorong untuk mampu menyaingi prestasinya, maka mungkin itu Passion kamu.

Misalnya teman kamu mampu di bidang desain. Kamu merasa mampu mengalahkannya dan bahkan kamu mampu mengkritik hasil karyanya. Mungki pula muncul rasa gregetan ketika melihat ada celah cacat di karya teman kamu. Maka kamu punya Passion di bidang Desain.

BACA JUGA  Penolakan atau Denial | Generasi Zet

Ketiga, ingat masa kecil kamu. Perilaku di masa kecil bisa menjadi indikasi passion kamu.

Misalnya di masa kecil kamu suka mendengarkan curhat teman kamu, lalu kamu bermakna ketika mencoba memberi saran kepada mereka. Nah, bisa saja ternyata kamu cocok menjadi seorang konselor atau psikolog.

Keempat, ingat kapan kamu bisa lupa waktu. Karena salah satu ciri Passion adalah pekerjaan yang bisa membuat kamu lupa waktu.

Misalnya kamu senang ketika sedang mengamati dan menggambar desain rumah atau gedung. Lalu kamu kaget ketika melihat jam karena sudah berjam-jam terlewati. Tentu ini menandakan Passion kamu di bidang Arsitektur atau Teknik Sipil.

Kelima, pekerjaan apapun yang kamu rasakan bahagia dan tanpa tekanan. Bahkan ketika melakukan hal itu, kamu merasa seperti sedang bermain-main saja.

Misalnya kamu seorang programer yang sedang melakukan coding. Setiap kali ia mencoba running codingnya, terasa berdebar-debar karena khawatir error. Tapi, ketika Error, bukan sedih tetapi malah tertawa dan penasaran code mana yang bikin Error. Lalu, ketika berhasil running tanpa Error, kamu melompat dan berjoget kegirangan. Mungkin, ada pula momen ketika kamu yakin codenya Error, namun malah running secara sempurna dan membuat kamu tertawa terbahak-bahak dan terasa ingin salto karena bingung atas anomali itu.

BACA JUGA  #ResensiBukuBagus - Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat

KATEGORI
TAGS
Share This

KOMENTAR

Wordpress (0)