Rangkuman Berita Internasional 2 Januari 2021

Rangkuman Berita Internasional 2 Januari 2021

Perancis : 2.500 Orang Terlibat Pesta Tahun Baru Ilegal

Di lansir dari DW News, Usaha Polisi setempat melerai pesta yang di gelar di Barat Laut Perancis berakhir gagal. Setelah kelompok massa yang mereka hadapi mengadakan perlawanan sengit dengan pihak kepolisian. Bahkan peserta pesta ini bukan hanya warga Perancis, namun ada warga Inggris dan spanyol.

Padahal pemerintah Prancis telah menetapkan Jam Malam Nasional antara Jam 20.00 hingga 06.00 Pagi waktu setempat. Larangan ini termasuk di malam Tahun Baru. Bahkan telah juga di berikan larangan untuk pertemuan massal yang melibatkan lebih dari 6 orang.

Afghanistan : 5 Jurnalis Terbunuh Dalam Sebulan Terakhir

Dilansir dari BBC News,  Bismillah Aimaq terbunuh dalam sebuah serangan di Afghanistan. Bismillah Aimaq  adalah pemimpin redaksi sebuah stasiun radio lokal. Ia menjadi jurnalis kelima yang terbunuh di Afghanistan dalam dua bulan terakhir.

Advertisements

Para aktivis hak-hak Afghanistan dan tokoh-tokoh pro-pemerintah menjadi sasaran para pembunuh ini. Tidak ada upaya klaim oleh pihak tertentu atas pembunuhan berantai ini. Namun, pejabat Afghanistan menuduh Taliban dalang di balik pembunuhan ini.

BACA JUGA  Amerika : Peralihan Massal Ke Aplikasi Signal Setelah WhatsApp Merubah Kebijakan Privasi

Iran : Iran Akan Memperkaya Kandungan Uranium Hingga 20%

Di lansir dari Al-Jazeera dan BBC, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan akan memperkaya Uranium mereka hingga 20%. IAEA menjelaskan pada hari Jumat (1/1) “Iran telah memberi tahu bahwa untuk mematuhi undang-undang yang baru ini di sahkan oleh parlemen negara itu. Organisasi Energi Atom Iran bermaksud untuk memproduksi uranium yang di perkaya rendah (LEU) hingga 20 persen di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Fordow.” Uranium yang memiliki 3%  s.d 5% kemurnian sudah cukup untuk menjadi bahan PLTN.

Sebelumnya Iran telah melanggar batas kesepakatan tahun 2015 untuk tetap pada 3,67% kemurnian Uranium. Tapi sejauh ini hanya naik hingga 4,5%. Hal ini masih jauh di bawah 20 persen dan jauh dari 90% untuk tingkat senjata.

Tujuan utama kesepakatan itu adalah untuk memperpanjang waktu yang dibutuhkan Iran untuk menghasilkan bahan fisi untuk bom nuklir. Sehingga menjadikan Iran membutuhkan waktu setidaknya satu tahun atau dua bulan untuk membuat Bom Nuklir.

BACA JUGA  Nasional : Wakil Wali Kota Depok Positif Corona Menjelang Vaksinasi Tahap Kedua

Jepang : Olimpiade Tokyo Di Mulai Juli 2021

Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, berjanji bahwa Olimpiade Tokyo yang tertunda akan di lanjutkan pada Juli 2021. Hal ini menjadi komitmen yang sulit pada saat Jepang menghadapi lonjakan kasus virus Corona. Selain itu terjadi peningkatan biaya dan juga semakin tidak populer di masyarakat.

“Olimpiade Tokyo dan Paralimpiade akan di adakan musim panas ini,” kata Suga dalam pernyataan tertulis untuk Tahun Baru. “Kami akan membuat persiapan yang mantap untuk mewujudkan turnamen yang aman dan terjamin,” lanjutnya.

Opini Publik menentang acara tersebut. Survei yang di terbitkan olehNHK pada bulan Desember membutikan hanya 27% orang acara tersebut di lanjutkan. Berkurang di bandingkan dengan bulan Oktober yang masih berada di angka 40%. Keinginan untuk pembatalan naik menjadi 32 persen dari 23 persen di bulan Oktober. Sisanya menginginkan penundaan lagi, tetapi IOC telah mengesampingkan hal itu.

Tujuh bulan tersisa, Jepang sedang menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Lonjakan kasus mencapai rekor tertinggi di Tokyo dan secara nasional pada 31 Desember.

BACA JUGA  Rangkuman Berita Nasional 5 Januari 2021

Amerika : Lebih Dari 20 Juta Kasus Infeksi Sepanjang 2020

Di lansir dari Al-Jazeera, Amerika Serikat telah melampaui 20 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, menurut penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins. Jika melihat dari World Meter, hal ini membuat Indonesia belum seberapa yang bertengger di posisi 20 dengan 758,473 kasus.

Ini menjadi sangat ironis karena Amerika sendiri termasuk dalam negara yang memproduksi Vaksin dan memiliki tenaga kesehatan yang memadai. Trump sendiri di nilai gagal setelah gagal mencapai target vaksinasi 20 juta penduduknya. Amerika Serikat sendiri baru mencapai target 2.8 juta penduduk yang di vaksinasi pada akhir 2020.

KATEGORI
TAGS
Share This

KOMENTAR

Wordpress (0)